Ketika Cinta Menjadi Benci
Masa orientasi siswa
SMA Guna Bangsa pun telah usai. Banyak sekali kenangan yang terbangun selama 3
hari itu. Termasuk rasa kagum kepada kakak kelas terutama pada ketua osis.
Itulah yang dialami oleh siswi cantik yang bernama Sela.
Setelah acara MOS
berakhir, ternyata rasa itu semakin menjadi. Sela selalu saja memimpikan sosok
ketua osis yang ia kenal dengan nama Naufal. Dan setiap bertemu dengan Naufal,
jantung Sela dibuat berdetak lebih kencang.
Sela berniat untuk
menjadikan Naufal sebagai pacarnya. Niat Sela pun diragukan oleh sahabat Sela
sendiri. Karena Naufal adalah siswa yang cukup terkenal sedangkan Sela hanya
adek kelas biasa yang kemungkinan kecil dilirik oleh Naufal.
“Jangan kak Naufal! Dia
kan ketua osis, pasti dia dah punya cewek. Mundur aja Sel, cari cowok lain.”
Saran Satrio.
“Wah, kagak bisa gitu
Sat. Aku harus dapetin dia! Moga aja dia belum punya pacar, aamiin.” Harap
Sela.
Sela pun berusaha
mencari informasi tentang Naufal, termasuk nomer handphonenya. Setelah berusaha
dengan keras, akhirnya Sela mendapatkan nomor handphone Naufal.
Sela pun mengirim pesan
singkat ke Naufal, dan ternyata pesan itu di balas olehnya. Sela semakin
semangat untuk merealisasikan niatnya, dia ingin Naufal menjadi pacarnya.
Semakin hari, hubungan
antara Sela dan Naufal semakin dekat. Tak jarang setiap berpapasan, Naufal
selalu menyapa Sela dengan senyuman manisnya.
“Pagi Sela.” Sapa
Naufal saat berpapasan dengan Sela.
“Pagi Kak Naufal.”
Balas Sela dengan senyum semangatnya.
“Hloh, kak Naufal kenal
kamu Sel?” Tanya Satrio yang saat itu bersama dengan Sela.
“Iya dong, kita kan
sms-an tiap malem.” Kata Sela yang membuat Satrio semakin penasaran.
“Masak sih? Kok bisa?
Kamu nyari nomernya kak Naufal? Hebat!” Kata Satrio dengan mengacungkan jempolnya.
“Kok hebat?” Tanya Sela
bingung.
“Ternyata kamu berani
juga deketin cowok, ketua osis lagi. Coba inget-inget waktu SD, kamu risi kalau
dideketin cowok. Dan sekarang? Malah kamu yang deketin cowok!” Jelas Satrio.
“He, jangan dibahas,
itu kan 4 tahun yang lalu, waktu SMP aku udah coba deketin cowok kali! Jadi ini
bukan yang pertama kalinya!” Kata Sela dengan kesal.
“Iya, iya aku percaya.”
Kata Satrio.
Hari-hari pun telah
berganti, dan tak jarang Naufal dan Sela terlihat jalan bareng. Banyak yang
membicarakan hubungan mereka. Tetapi mereka tidak terlalu memusingkannya.
Bahkan mereka pun memutuskan untuk berpacaran.
“Eh, si Naufal ternyata
sudah punya pacar. Dan pacarnya itu adek kelas. Pasti cinta lokasi saat MOS.”
Kata seorang murid yang sedang asik membicarakan Naufal dan Sela di kantin.
“Kenapa harus dia yang
dipilih? Kenapa bukan, Yusma atau Laila? Dia kan lebih cantik dan terkenal dari
pada si Sela itu!” Kata yang lainnya.
“Mungkin si Sela yang
terlalu genit sama Naufal. Pasti si Sela yang ngejar-ngejar Naufal!” Kata
sesorang yang memojokkan Sela.
“Yah, itulah sisi
positif dari si Naufal. Memilih pasangan bukan dari rupa dan tahta. Jadi kagum
aku sama dia. Besok waktu pemilihan ketua OSIS, aku akan tetap pilih dia.” Kata
seseorang yang memuji Naufal.
Satrio yang saat itu
berada di kantin, mendengar jelas pembicaraan mereka. Dan kemudian dia mencari
Sela untuk menanyakan kebenaran berita itu.
“Sel, kamu dan kak
Naufal pacaran ya?” Tanya Satrio penasaran
“Iya benar, aku dan kak
Naufal pacaran. Akhirnya mimpiku jadi kenyataan juga. Kamu seharusnya seneng
dong, jangan pasang muka kaget kayak gitu.” Kata Sela yang melihat ke arah
Satrio.
“Iya seneng banget,
saking senengnya jadi nggak bisa mengekspresikannya lewat mimik wajah.”
“Dan aku juga seneng, jadi
orang terakhir yang tahu kalau kalian sudah pacaran. Padahal kan kamu
sahabatku.” Kata Satrio dengan wajah kecewanya.
“Ya maaf, saking
senengnya aku jadi lupa mau ngasih tahu kamu. Maaf ya Sob, aku bener-bener
menyesal.” Kata Sela.
“Ya sudah, lain kali
kalau aku jadi yang terakhir lagi, aku nggak mau ngampunin kamu!” Kata Satrio.
“Makasih Sob, aku janji
nggak bakal nglupain kamu! Setiap terjadi sesuatu, yang pertama kali ku kasih
tahu adalah kamu, i promise!” Kata Sela yang berjanji.
“Sip. Selamat atas
hubungan kalian! Semoga langgeng ya.” Kata Satrio yang kemudian pergi.
Awalnya Sela berpikir,
setelah dia berpacaran dengan Naufal hidupnya akan berubah menjadi lebih baik.
Dikenal orang banyak, dan pastinya akan lebih banyak teman yang menyayanginya.
Tetapi ternyata salah, memang dikenal banyak orang, tetapi Sela malah dibully.
Dia dicap cewek genit sehingga Naufal bisa jatuh di tangan Sela. Dan mereka
menganggap Sela tak pantas menjadi pacar seorang ketua OSIS, karena dia tak
punya nama di sekolahnya. Sela hanya seorang adek kelas yang pendiam, dan
beruntung mendapatkan ketua OSIS. Sedangakan Naufal, dipuji orang-orang karena
keputusannya dalam memilih pasangan tidak memandang tahta, seperti yang
dilakukan ketua OSIS sebelumnya.
Sela pun sedih
mendengar bullyan mereka, dan dia menceritakannya kepada Naufal. Bukannya
mendapat jalan keluar, ternyata Naufal tidak mendengar cerita Sela. Dia terlalu
sibuk dengan komputer yang ada di depannya.
“Kak! Denger aku
ngomong nggak sih?” Kata Sela dengan sedikit mengeraskan suaranya.
“Oh maaf Dek, lagi cari
ide buat ulang tahun sekolah besok. Kamu tadi cerita apa dek?” Tanya Naufal
yang sekarang baru mendengarkan Sela.
“Itu hlo Kak,
orang-orang pada ngomongin aku. Aku dicap cewek genit, dan menggoda kamu. Itu
kan nggak bener! Lagian yang nembak aku kan kamu, bukan aku!” Kata Sela.
“Tapi yang mulai sms
duluan siapa coba? Itu namanya apa sih? Bisa dibilang menggoda kan?” Ledek Naufal.
“Yah, kak Naufal.
Namanya juga usaha, usaha buat deket sama cowok yang disukai, apa itu salah.”
Kata Sela dengan sedih.
“Hehe, maaf bercanda.
Nggak usah didengerin aja Dek, kalau mereka capek pasti juga berhenti ngomongin
kamu.” Kata Naufal.
“Tapi aku capek
dengernya. Huh.”
“Eh, itu apa Kak? Ada
lomba karaoke ya besok?” Tanya Sela setelah melihat tulisan di komputer.
“Iya dek, acaranya 5
hari lagi, terus malamnya itu ada acara puncak ulang tahun sekolah kita, jadi
bakal seru deh.” Jelas Naufal.
“Aku boleh daftar
nggak? Aku mau buktiin ke orang-orang kalau aku pantas buat kamu.” Kata Sela.
“Yakin mau daftar,
emang kamu bisa nyanyi?” Tanya Naufal yang ragu.
“Lihat aja besok.
Pokoknya namaku ditulis dan aku mau membawakan lagu dari Sherina Munaf, cinta
pertama dan terakhir, lagunya kusus buat kamu.” Kata Sela.
Sebenarnya Sela punya
bakat bernyanyi, karena waktu SD dia pernah memenangkan lomba menyanyi tingkat
kabupaten. Dan karena sifat pemalu dari Sela, akhirnya dia tidak mengasah bakat
terpendamnya itu.
Untuk membuktikan ke
orang-orang bahwa dia pantas untuk Naufal, dia memberanikan diri mendaftar
lomba karaoke itu. Sela pun berusaha semampu dia, setiap ada waktu dia mencoba
bernyanyi dengan teknik yang benar.
Tibalah hari yang ditunggu,
karena merasakan kegugupan yang berlebihan, Sela pun mencari pacarnya untuk
sekedar mencari dukungan. Tetapi saat dia mendekat ke arah Naufal, dia
mendengar Naufal sedang membicarakannya dengan teman-temannya. Sela pun
bersembunyi dan mendengarkan apa yang mereka bicarakan.
“Kamu nggak ke panggung
Fal? Pacar kamu kan ikut lomba, kasih dukungan kek.” Kata Petra.
“Untuk apa kesana?
Pasti suaranya Sela jelek, dan bakal bikin malu gue. Jadi lebih baik gue nggak
ke sana.” Kata Naufal.
“Tega banget sih Loe,
sama pacar sendiri kok kayak gitu!” Kata Leo.
“Kamu pikir, aku
beneran pacaran sama Sela? Hahaha. Aku cuma sandiwara kali!” Kata Naufal dengan
tertawa licik.
“Maksud kamu?” Tanya
Petra dan Leo yang bersamaan.
“Kamu tahu kan sebentar
lagi pemilihan ketua OSIS, nah aku pengen kepilih lagi. Dan aku pun memperbaiki
citra ketua OSIS yang hanya milih pacar yang setara dengannya. Jadi aku
pura-pura suka sama Sela, buat cari nama baik.” Jelas Naufal.
“Astaga, tega banget
sih Loe!” Kata Leo kesal.
“Terus yang kamu sukai
sapa?” Tanya Petra penasaran.
“Yusma dong, dia kan
ketua Childleaders otomatis terkenal dan pastinya cantik, pokoknya hanya dia
yang pantas buat aku. Bukan Sela.” Kata Naufal yang membuat hati Sela terluka.
Karena sebentar lagi
akan tampil, Sela pun berlari menuju ke panggung, dan meminta lagu yang ia
bawakan diganti dengan lagu dari D’masiv, sebelah mata. Setelah mendapat
giliran untuk bernyanyi, Sela pun naik ke atas panggung dengan hati yang masih
kacau.
“Selamat pagi, kali ini
aku akan menyanyikan sebuah lagu dari D’masiv yang judulnya sebelah mata, dan
lagu ini khusus aku persembahkan untuk dia.” Kata Sela dengan melihat ke arah
Naufal yang baru saja tiba.
“kau memang pernah
membuatku berdecak kagum,
tapi kelakuanmu itu ho, buatku hilang selera,
hahuhu, tak ada harganya lagi di mataku,
hahuhu, menyesal itu yang akan engkau
dapatkan,
Aku hanya ingin kamu bisa mengerti, ku tak kan
tinggal diam, menyikapi apa yang telah kau perbuat selalu rendahkan aku.”
Karena tak kuasa
menahan rasa sakit di hatinya, saat bernyanyi air mata Sela pun menetes. Dan
setelah selesai, Sela langsung berlari menuju halaman belakang sekolah dengan
air mata yang terus mengalir.
Satrio pun tahu jika
sahabatnya sedang ada masalah. Dia pun mengikuti Sela dan menemukan sela sedang
duduk di bawah pohon belimbing dengan tangis yang menjadi-jadi. Satrio langsung
duduk di samping Sela, dan memberikan bahunya untuk tempat Sela menangis.
Setelah menceritakan
semuanya ke Satrio, hati Sela pun sudah agak tenang dan dengan mata yang masih merah, dia kembali ke tempat
lomba untuk mengetahui siapa yang memenangkan lomba karaoke itu. Karena suara
yang indah dan penghayatan yang baik, akhirnya Sela lah yang menjadi juara satu
dalam lomba karaoke itu.
Setelah Sela terpilih
menjadi juara, semua pun memuji Sela. Sela ternyata punya bakat terpendam yang
luar biasa. Dan mereka juga mengira-ngira jika lagu yang dinyanyikan Sela itu
untuk Naufal karena arah mata Sela tertuju pada Naufal. Berita itu pun
terdengar di telinga Naufal, dia pun menghampiri Sela yang sedang diberi
pengarahan untuk menyanyi diacara puncak ulang tahun sekolahnya.
Setelah semuanya
istirahat, Naufal pun mendekati Sela untuk meminta penjelasan tentang lagu yang
dibawakannya tadi. Sela pun diam-diam menghidupkan mikrophone yang masih berada
di tangannya, agar semua mendengar yang mereka bicarakan.
“Oh, ku kira kamu ke
sini mau ngucapin selamat atas keberhasilanku. Ternyata menanyakan maksud
laguku tadi?”
“Aku dah denger yang
kamu bicarakan sama teman-teman kamu, kalau kamu pura-pura suka sama aku hanya
untuk mendapatkan citra baik, karena sebentar lagi pemilihan ketua OSIS, dan
kamu ingin memenangkannya lagi. Betul begitu?” Tanya Sela.
“Ternyata kamu sudah
mendengarnya. Jadi aku tak harus mencari alasan untuk memutuskan kamu. Karena
sebenarnya ini juga menyiksaku.” Kata Naufal.
“Menyiksamu karena yang
kamu sukai bukan aku kan? Melainkan Yusma, ketua Childleaders yang pantas
menjadi pacar kamu, bukannya aku?”
“Tetapi apakah kamu tak
merasakan apa yang aku rasakan? Lebih menyiksa dari yang kamu rasakan! Sakit
hati ini. Terimakasih sudah melukai hatiku.”
“Tes-tes. Ups ternyata
mikrophonenya masih hidup.” Kata Sela yang kemudian pergi.
Naufal pun malu, karena
saat ia akan meninggalkan tempat itu sudah ada banyak orang yang penasaran
dengan pembicaraan mereka yang sengaja dimasukan ke pengeras suara oleh Sela.
Semua orang pun
membicarakan Naufal, mereka tak habis pikir dengan cara Naufal memperlakukan
Sela seperti itu. Dan mereka tak menaruh simpati lagi terhadap Naufal, dan
mereka memastikan tak akan memilih Naufal untuk menjadi ketua OSIS lagi.
Tak hanya kehilangan
kepercayaan siswa-siswa, dia pun juga kehilangan kepercayaan dari Yusma, karena
Yusma kecewa dengan sikap Naufal yang rela mempermainkan cinta hanya untuk
mempertahankan tahta.
Naufal pun merasa
bersalah, dan mencari Sela yang ternyata sedang asik bercanda dengan Satrio.
Satrio pun meninggalkan mereka berdua.
“Maafin aku Dek, aku
terlalu gila akan jabatan hingga mempermainkanmu seperti ini. Aku tak mengira
jika akhirnya seperti ini, aku mohon maafin aku.” Kata Naufal.
“Mudah banget ya
ngomong maaf.” Kata Sela.
“Kamu tahu nggak, domba
itu bisa berubah menjadi srigala karena cinta! Dan begitu pula aku. Aku yang
kalem dan lemah sudah berubah menjadi aku yang cuek dan nekat karena cinta dan
benci ku kepadamu!”
“Jadi apa yang harus
aku lakukan agar kamu mau maafin aku?” Tanya Naufal.
“Anggap kita nggak
pernah kenal, saat kita bertemu jangan sekali-kali melihatku atau bahkan
menyapaku. Mungkin kelihatannya keterlaluan, tapi itu lebih baik untuk ku, dari
pada harus berpura-pura baik padamu, tetapi sebenarnya aku membencimu!”
“Sebesar itu kah
bencimu kepadaku?” Tanya Naufal.
“Iya! Ini bukan
sinetron, yang endingnya aku menerima perlakuanmu, tetapi ini nyata! Aku belum
bisa menerima apa yang kau lakukan kepadaku! Sungguh itu menyakitkanku!” Kata
Sela dengan menangis.
“Oke, aku akan
melakukan itu. Aku akan berpura-pura tak mengenalmu. Dan ku mohon maafkan
kesakitan yang telah aku berikan kepadamu. Semoga kau mendapatkan laki-laki
yang benar-benar mencintaimu tidak seperti aku, yang hanya membuat luka hatimu.
Maafkan aku.” Kata Naufal yang kemudian pergi.
Semenjak itu, setiap
kali Sela dan Naufal berpapasan mereka tak saling memandang apalagi menyapa.
Cinta yang dulunya ada di hati Sela sudah berubah menjadi benci. Dan kini Sela
bahagia karena ada Satrio di sampingnya. Sedangkan Naufal, dia tak lagi menjadi
pengurus OSIS dan dia pun dikucilkan dari pergaulannya dan sekarang dia bergaul
dengan orang yang pernah ia remehkan.
Jadi jangan sekali-kali
bermain-main soal cinta, karena cinta itu bukanlah permainan, cinta itu adalah
sesuatu yang sakral.
The End
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah membaca, dan silahkan masukan komentar Anda :