Minggu, 06 April 2014

Ketika Cinta Menjadi Benci


Ketika Cinta Menjadi Benci

Masa orientasi siswa SMA Guna Bangsa pun telah usai. Banyak sekali kenangan yang terbangun selama 3 hari itu. Termasuk rasa kagum kepada kakak kelas terutama pada ketua osis. Itulah yang dialami oleh siswi cantik yang bernama Sela.
Setelah acara MOS berakhir, ternyata rasa itu semakin menjadi. Sela selalu saja memimpikan sosok ketua osis yang ia kenal dengan nama Naufal. Dan setiap bertemu dengan Naufal, jantung Sela dibuat berdetak lebih kencang.
Sela berniat untuk menjadikan Naufal sebagai pacarnya. Niat Sela pun diragukan oleh sahabat Sela sendiri. Karena Naufal adalah siswa yang cukup terkenal sedangkan Sela hanya adek kelas biasa yang kemungkinan kecil dilirik oleh Naufal.
“Jangan kak Naufal! Dia kan ketua osis, pasti dia dah punya cewek. Mundur aja Sel, cari cowok lain.” Saran Satrio.
“Wah, kagak bisa gitu Sat. Aku harus dapetin dia! Moga aja dia belum punya pacar, aamiin.” Harap Sela.
Sela pun berusaha mencari informasi tentang Naufal, termasuk nomer handphonenya. Setelah berusaha dengan keras, akhirnya Sela mendapatkan nomor handphone Naufal.
Sela pun mengirim pesan singkat ke Naufal, dan ternyata pesan itu di balas olehnya. Sela semakin semangat untuk merealisasikan niatnya, dia ingin Naufal menjadi pacarnya.
Semakin hari, hubungan antara Sela dan Naufal semakin dekat. Tak jarang setiap berpapasan, Naufal selalu menyapa Sela dengan senyuman manisnya.
“Pagi Sela.” Sapa Naufal saat berpapasan dengan Sela.
“Pagi Kak Naufal.” Balas Sela dengan senyum semangatnya.
“Hloh, kak Naufal kenal kamu Sel?” Tanya Satrio yang saat itu bersama dengan Sela.
“Iya dong, kita kan sms-an tiap malem.” Kata Sela yang membuat Satrio semakin penasaran.
“Masak sih? Kok bisa? Kamu nyari nomernya kak Naufal? Hebat!” Kata Satrio dengan mengacungkan jempolnya.
“Kok hebat?” Tanya Sela bingung.
“Ternyata kamu berani juga deketin cowok, ketua osis lagi. Coba inget-inget waktu SD, kamu risi kalau dideketin cowok. Dan sekarang? Malah kamu yang deketin cowok!” Jelas Satrio.
“He, jangan dibahas, itu kan 4 tahun yang lalu, waktu SMP aku udah coba deketin cowok kali! Jadi ini bukan yang pertama kalinya!” Kata Sela dengan kesal.
“Iya, iya aku percaya.” Kata Satrio.
Hari-hari pun telah berganti, dan tak jarang Naufal dan Sela terlihat jalan bareng. Banyak yang membicarakan hubungan mereka. Tetapi mereka tidak terlalu memusingkannya. Bahkan mereka pun memutuskan untuk berpacaran.
“Eh, si Naufal ternyata sudah punya pacar. Dan pacarnya itu adek kelas. Pasti cinta lokasi saat MOS.” Kata seorang murid yang sedang asik membicarakan Naufal dan Sela di kantin.
“Kenapa harus dia yang dipilih? Kenapa bukan, Yusma atau Laila? Dia kan lebih cantik dan terkenal dari pada si Sela itu!” Kata yang lainnya.
“Mungkin si Sela yang terlalu genit sama Naufal. Pasti si Sela yang ngejar-ngejar Naufal!” Kata sesorang yang memojokkan Sela.
“Yah, itulah sisi positif dari si Naufal. Memilih pasangan bukan dari rupa dan tahta. Jadi kagum aku sama dia. Besok waktu pemilihan ketua OSIS, aku akan tetap pilih dia.” Kata seseorang yang memuji Naufal.
Satrio yang saat itu berada di kantin, mendengar jelas pembicaraan mereka. Dan kemudian dia mencari Sela untuk menanyakan kebenaran berita itu.
“Sel, kamu dan kak Naufal pacaran ya?” Tanya Satrio penasaran
“Iya benar, aku dan kak Naufal pacaran. Akhirnya mimpiku jadi kenyataan juga. Kamu seharusnya seneng dong, jangan pasang muka kaget kayak gitu.” Kata Sela yang melihat ke arah Satrio.
“Iya seneng banget, saking senengnya jadi nggak bisa mengekspresikannya lewat mimik wajah.”
“Dan aku juga seneng, jadi orang terakhir yang tahu kalau kalian sudah pacaran. Padahal kan kamu sahabatku.” Kata Satrio dengan wajah kecewanya.
“Ya maaf, saking senengnya aku jadi lupa mau ngasih tahu kamu. Maaf ya Sob, aku bener-bener menyesal.” Kata Sela.
“Ya sudah, lain kali kalau aku jadi yang terakhir lagi, aku nggak mau ngampunin kamu!” Kata Satrio.
“Makasih Sob, aku janji nggak bakal nglupain kamu! Setiap terjadi sesuatu, yang pertama kali ku kasih tahu adalah kamu, i promise!” Kata Sela yang berjanji.
“Sip. Selamat atas hubungan kalian! Semoga langgeng ya.” Kata Satrio yang kemudian pergi.
Awalnya Sela berpikir, setelah dia berpacaran dengan Naufal hidupnya akan berubah menjadi lebih baik. Dikenal orang banyak, dan pastinya akan lebih banyak teman yang menyayanginya. Tetapi ternyata salah, memang dikenal banyak orang, tetapi Sela malah dibully. Dia dicap cewek genit sehingga Naufal bisa jatuh di tangan Sela. Dan mereka menganggap Sela tak pantas menjadi pacar seorang ketua OSIS, karena dia tak punya nama di sekolahnya. Sela hanya seorang adek kelas yang pendiam, dan beruntung mendapatkan ketua OSIS. Sedangakan Naufal, dipuji orang-orang karena keputusannya dalam memilih pasangan tidak memandang tahta, seperti yang dilakukan ketua OSIS sebelumnya.
Sela pun sedih mendengar bullyan mereka, dan dia menceritakannya kepada Naufal. Bukannya mendapat jalan keluar, ternyata Naufal tidak mendengar cerita Sela. Dia terlalu sibuk dengan komputer yang ada di depannya.
“Kak! Denger aku ngomong nggak sih?” Kata Sela dengan sedikit mengeraskan suaranya.
“Oh maaf Dek, lagi cari ide buat ulang tahun sekolah besok. Kamu tadi cerita apa dek?” Tanya Naufal yang sekarang baru mendengarkan Sela.
“Itu hlo Kak, orang-orang pada ngomongin aku. Aku dicap cewek genit, dan menggoda kamu. Itu kan nggak bener! Lagian yang nembak aku kan kamu, bukan aku!” Kata Sela.
“Tapi yang mulai sms duluan siapa coba? Itu namanya apa sih? Bisa dibilang menggoda kan?” Ledek Naufal.
“Yah, kak Naufal. Namanya juga usaha, usaha buat deket sama cowok yang disukai, apa itu salah.” Kata Sela dengan sedih.
“Hehe, maaf bercanda. Nggak usah didengerin aja Dek, kalau mereka capek pasti juga berhenti ngomongin kamu.” Kata Naufal.
“Tapi aku capek dengernya. Huh.”
“Eh, itu apa Kak? Ada lomba karaoke ya besok?” Tanya Sela setelah melihat tulisan di komputer.
“Iya dek, acaranya 5 hari lagi, terus malamnya itu ada acara puncak ulang tahun sekolah kita, jadi bakal seru deh.” Jelas Naufal.
“Aku boleh daftar nggak? Aku mau buktiin ke orang-orang kalau aku pantas buat kamu.” Kata Sela.
“Yakin mau daftar, emang kamu bisa nyanyi?” Tanya Naufal yang ragu.
“Lihat aja besok. Pokoknya namaku ditulis dan aku mau membawakan lagu dari Sherina Munaf, cinta pertama dan terakhir, lagunya kusus buat kamu.” Kata Sela.
Sebenarnya Sela punya bakat bernyanyi, karena waktu SD dia pernah memenangkan lomba menyanyi tingkat kabupaten. Dan karena sifat pemalu dari Sela, akhirnya dia tidak mengasah bakat terpendamnya itu.
Untuk membuktikan ke orang-orang bahwa dia pantas untuk Naufal, dia memberanikan diri mendaftar lomba karaoke itu. Sela pun berusaha semampu dia, setiap ada waktu dia mencoba bernyanyi dengan teknik yang benar.
Tibalah hari yang ditunggu, karena merasakan kegugupan yang berlebihan, Sela pun mencari pacarnya untuk sekedar mencari dukungan. Tetapi saat dia mendekat ke arah Naufal, dia mendengar Naufal sedang membicarakannya dengan teman-temannya. Sela pun bersembunyi dan mendengarkan apa yang mereka bicarakan.
“Kamu nggak ke panggung Fal? Pacar kamu kan ikut lomba, kasih dukungan kek.” Kata Petra.
“Untuk apa kesana? Pasti suaranya Sela jelek, dan bakal bikin malu gue. Jadi lebih baik gue nggak ke sana.” Kata Naufal.
“Tega banget sih Loe, sama pacar sendiri kok kayak gitu!” Kata Leo.
“Kamu pikir, aku beneran pacaran sama Sela? Hahaha. Aku cuma sandiwara kali!” Kata Naufal dengan tertawa licik.
“Maksud kamu?” Tanya Petra dan Leo yang bersamaan.
“Kamu tahu kan sebentar lagi pemilihan ketua OSIS, nah aku pengen kepilih lagi. Dan aku pun memperbaiki citra ketua OSIS yang hanya milih pacar yang setara dengannya. Jadi aku pura-pura suka sama Sela, buat cari nama baik.” Jelas Naufal.
“Astaga, tega banget sih Loe!” Kata Leo kesal.
“Terus yang kamu sukai sapa?” Tanya Petra penasaran.
“Yusma dong, dia kan ketua Childleaders otomatis terkenal dan pastinya cantik, pokoknya hanya dia yang pantas buat aku. Bukan Sela.” Kata Naufal yang membuat hati Sela terluka.
Karena sebentar lagi akan tampil, Sela pun berlari menuju ke panggung, dan meminta lagu yang ia bawakan diganti dengan lagu dari D’masiv, sebelah mata. Setelah mendapat giliran untuk bernyanyi, Sela pun naik ke atas panggung dengan hati yang masih kacau.
“Selamat pagi, kali ini aku akan menyanyikan sebuah lagu dari D’masiv yang judulnya sebelah mata, dan lagu ini khusus aku persembahkan untuk dia.” Kata Sela dengan melihat ke arah Naufal yang baru saja tiba.
“kau memang pernah membuatku berdecak kagum,
 tapi kelakuanmu itu ho, buatku hilang selera,
 hahuhu, tak ada harganya lagi di mataku,
 hahuhu, menyesal itu yang akan engkau dapatkan,
 Aku hanya ingin kamu bisa mengerti, ku tak kan tinggal diam, menyikapi apa yang telah kau perbuat selalu rendahkan aku.”
Karena tak kuasa menahan rasa sakit di hatinya, saat bernyanyi air mata Sela pun menetes. Dan setelah selesai, Sela langsung berlari menuju halaman belakang sekolah dengan air mata yang terus mengalir.
Satrio pun tahu jika sahabatnya sedang ada masalah. Dia pun mengikuti Sela dan menemukan sela sedang duduk di bawah pohon belimbing dengan tangis yang menjadi-jadi. Satrio langsung duduk di samping Sela, dan memberikan bahunya untuk tempat Sela menangis.
Setelah menceritakan semuanya ke Satrio, hati Sela pun sudah agak tenang dan dengan  mata yang masih merah, dia kembali ke tempat lomba untuk mengetahui siapa yang memenangkan lomba karaoke itu. Karena suara yang indah dan penghayatan yang baik, akhirnya Sela lah yang menjadi juara satu dalam lomba karaoke itu.
Setelah Sela terpilih menjadi juara, semua pun memuji Sela. Sela ternyata punya bakat terpendam yang luar biasa. Dan mereka juga mengira-ngira jika lagu yang dinyanyikan Sela itu untuk Naufal karena arah mata Sela tertuju pada Naufal. Berita itu pun terdengar di telinga Naufal, dia pun menghampiri Sela yang sedang diberi pengarahan untuk menyanyi diacara puncak ulang tahun sekolahnya.
Setelah semuanya istirahat, Naufal pun mendekati Sela untuk meminta penjelasan tentang lagu yang dibawakannya tadi. Sela pun diam-diam menghidupkan mikrophone yang masih berada di tangannya, agar semua mendengar yang mereka bicarakan.
“Oh, ku kira kamu ke sini mau ngucapin selamat atas keberhasilanku. Ternyata menanyakan maksud laguku tadi?”
“Aku dah denger yang kamu bicarakan sama teman-teman kamu, kalau kamu pura-pura suka sama aku hanya untuk mendapatkan citra baik, karena sebentar lagi pemilihan ketua OSIS, dan kamu ingin memenangkannya lagi. Betul begitu?” Tanya Sela.
“Ternyata kamu sudah mendengarnya. Jadi aku tak harus mencari alasan untuk memutuskan kamu. Karena sebenarnya ini juga menyiksaku.” Kata Naufal.
“Menyiksamu karena yang kamu sukai bukan aku kan? Melainkan Yusma, ketua Childleaders yang pantas menjadi pacar kamu, bukannya aku?”
“Tetapi apakah kamu tak merasakan apa yang aku rasakan? Lebih menyiksa dari yang kamu rasakan! Sakit hati ini. Terimakasih sudah melukai hatiku.”
“Tes-tes. Ups ternyata mikrophonenya masih hidup.” Kata Sela yang kemudian pergi.
Naufal pun malu, karena saat ia akan meninggalkan tempat itu sudah ada banyak orang yang penasaran dengan pembicaraan mereka yang sengaja dimasukan ke pengeras suara oleh Sela.
Semua orang pun membicarakan Naufal, mereka tak habis pikir dengan cara Naufal memperlakukan Sela seperti itu. Dan mereka tak menaruh simpati lagi terhadap Naufal, dan mereka memastikan tak akan memilih Naufal untuk menjadi ketua OSIS lagi.
Tak hanya kehilangan kepercayaan siswa-siswa, dia pun juga kehilangan kepercayaan dari Yusma, karena Yusma kecewa dengan sikap Naufal yang rela mempermainkan cinta hanya untuk mempertahankan tahta.
Naufal pun merasa bersalah, dan mencari Sela yang ternyata sedang asik bercanda dengan Satrio. Satrio pun meninggalkan mereka berdua.
“Maafin aku Dek, aku terlalu gila akan jabatan hingga mempermainkanmu seperti ini. Aku tak mengira jika akhirnya seperti ini, aku mohon maafin aku.” Kata Naufal.
“Mudah banget ya ngomong maaf.” Kata Sela.
“Kamu tahu nggak, domba itu bisa berubah menjadi srigala karena cinta! Dan begitu pula aku. Aku yang kalem dan lemah sudah berubah menjadi aku yang cuek dan nekat karena cinta dan benci ku kepadamu!”
“Jadi apa yang harus aku lakukan agar kamu mau maafin aku?” Tanya Naufal.
“Anggap kita nggak pernah kenal, saat kita bertemu jangan sekali-kali melihatku atau bahkan menyapaku. Mungkin kelihatannya keterlaluan, tapi itu lebih baik untuk ku, dari pada harus berpura-pura baik padamu, tetapi sebenarnya aku membencimu!”
“Sebesar itu kah bencimu kepadaku?” Tanya Naufal.
“Iya! Ini bukan sinetron, yang endingnya aku menerima perlakuanmu, tetapi ini nyata! Aku belum bisa menerima apa yang kau lakukan kepadaku! Sungguh itu menyakitkanku!” Kata Sela dengan menangis.
“Oke, aku akan melakukan itu. Aku akan berpura-pura tak mengenalmu. Dan ku mohon maafkan kesakitan yang telah aku berikan kepadamu. Semoga kau mendapatkan laki-laki yang benar-benar mencintaimu tidak seperti aku, yang hanya membuat luka hatimu. Maafkan aku.” Kata Naufal yang kemudian pergi.
Semenjak itu, setiap kali Sela dan Naufal berpapasan mereka tak saling memandang apalagi menyapa. Cinta yang dulunya ada di hati Sela sudah berubah menjadi benci. Dan kini Sela bahagia karena ada Satrio di sampingnya. Sedangkan Naufal, dia tak lagi menjadi pengurus OSIS dan dia pun dikucilkan dari pergaulannya dan sekarang dia bergaul dengan orang yang pernah ia remehkan.
Jadi jangan sekali-kali bermain-main soal cinta, karena cinta itu bukanlah permainan, cinta itu adalah sesuatu yang sakral.

The End

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sudah membaca, dan silahkan masukan komentar Anda :