Jumat, 05 Oktober 2018

Peta Perjalanan Hidup Manusia




Peta Perjalanan Hidup Manusia
20.30; Masjid Al-Aqsha
Jumat 21 September 2018
Oleh Ustadz Fatih Karim

“Bagaimana kamu ingkar kepada Allah, padahal kamu (tadinya) mati, lalu Dia menghidupkan kamu, kemudian Dia mematikan kamu lalu Dia menghidupkan kamu kembali. Kemudian kepada-Nyalah kamu dikembalikan.” (Qs. Al-Baqarah:28)
***

Ada sebuah jam tangan dijual dengan angka yang fantastis, kisaran 1,6 milyard. Mahalnya harga karena jam itu hanya ada satu di dunia, tidak ada yang bisa menyamai desain dari jam tangan tersebut, apabila ada produsen yang berhasil menirunya akan dibeli dengan 10 kali lipat dari harga jam tadi.
Itu baru ciptaan manusia yang dihargai sangat tinggi, bagaimana dengan ciptaan Sang Maha Rahim yang menciptakan kita sebaik mungkin apakah kita mencoba menghargainya?
Coba cek sidik jari kita, masing-masing jari memiliki sidik jari yang berbeda, dan sidik jari kita dengan pasangan kita tidak sama, bahkan sidik jari orang terdahulu yang sudah meninggal tidak Allah ciptakan lagi, jadi intinya apa? Ya, kita ibarat jam tangan tadi, Allah menciptakan kita berbeda dengan yang lain, limitid edition.
Kita istimewa, harga kita melebihi 16 milyard karena kita ciptaan Allah, lantas jika kita berharga tak selayaknya kita hidup biasa saja, kita harus memanfaatkan waktu dengan sabaik-baiknya dan menjauhi dari perbuatan yang sia-sia apalagi yang mendekati zina.
Walaupun kita istimewa, kita harus sadar bahwa hidup di dunia ini hanya sementara, jangan lupa bahwa kampung sesungguhnya adalah di surga. Hidup kita ini bagaikan perjalanan atau safar dan kebanyakan orang jika melakukan perjalanan entah itu ke kampung halaman atau liburan pasti hasratnya ingin segera sampai di tempat tujuan, tetapi sayangnya tipu daya dunia membuat orang terlena hingga lupa tujuan akhir yang sesungguhya, ya kehidupan di akhirat. “Wahai kaumku! Sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal.” (Qs. Gafir:39)
Seperti firman Allah Swt. yang saya tulis di awal paragraf, itulah bukti setelah kita meninggal ada kehidupan baru yang lebih lama dari pada di dunia. Sebelum kita dilahirkan di dunia, kita ini hanya segumpal daging yang tak bernyawa, kemudian Allah Swt. meniupkan ruh dan ketika sudah tiba saatnya ruh kita dicabut. Apa cukup sampai disitu saja? TIDAK! Di alam kubur kita menunggu waktu hari kiamat itu tiba, bayangkan betapa lamanya kita berada di alam kubur? Hidup di dunia yang hanya sementara saja sering menggeluh jenuh bagaimana dengan di alam kubur, yang hanya sendiri tak ada lagi keluarga, dan kawan jangan sampai kita merasa jenuh di alam kubur.
Bagaimana caranya agar kita tidak merasa jenuh di alam kubur? Caranya adalah dengan mencari bekal  ketika di dunia jangan menjadi orang merugi seperti yang sudah dijelaskan Allah Swt. dalam Al-Qur’an Surat Al-Asr; jadilah orang beriman, berbuat baik (perbanyak sedekah jariyah) dan saling menasehati untuk kesabaran. Jadi jangan lagi mengeluh jenuh, karena di dunia ini memanglah tempat dimana kita bersusah payah kalau mau enak-enakan ya surga solusinya, jadi yuk mulai sekarang kumpulkan bekal akhirat yang banyak agar kita merasakan nikmatnya surga yang Allah jadikan hadiah untuk hamba-hambaNya yang bertakwa.
“Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang yang bertakwa.” (QS. Al-Imran:133)
Mari kita lanjutkan mengenai arti surat Al-Baqarah ayat 28, setelah kita meninggal, Allah Swt. menghidupkan kita kembali  dan mengumpulkan kita di padang Masyhar .
“Bagaimana keadaan kalian jika Allah mengumpulkan kalian di suatu tempat seperti berkumpulnya anak-anak panah di dalam wadahnya selama 50.000 tahun dan tidak menaruh kepedulian terhadap mereka?”  (HR. Hakim dan Thabrani)
Setelah kita dibangkitkan (dihidupkan lagi setelah meninggal) kemudian kita dikembalikan dan tempat kembali ada dua, yaitu surga dan neraka . Jika setelah dilakukannya perhitungan amal dan buku catatan amal itu diterima dengan tangan kanan mereka  bergembira, sebaliknya akan merasa sedih ketika seseorang menerima buku catatan amal dengan tangan kiri.
“Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya, maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah, dan dia akan kembali kepada kaumnya (yang sama-sama beriman) dengan gembira.” Qs. Al-Insyiqaaq:7-9)
“Adapun orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kirinya, maka dia berkata: ‘Aduhai, alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kitabku (ini). dan aku tidak mengetahui apa hisab terhadap diriku. Wahai kiranya kematian itulah yang menyelesaikan segala sesuatu. Hartaku sekali-kali tidak memberi manfaat kepadaku. Telah hilang pula kekuasaanku daripadaku.’” Qs. Al-Haqqoh:25-29)
Secara logika, kita merasakan nikmatnya surga atau na’udzubillah siksaan neraka layaknya sekarang kita bisa merasakan kesegaran angin yang berhembus, atau sakitnya tertusuk duri, ya karena kita dihidupkan kembali , apakah pernah terpikir sekarang kita minum air nanah mendidih, yang mana tak lain dan tak bukan itu adalah air minum yang ada di neraka (QS. An-Naba’:25). Membayangkan saja sudah jijik apalagi meminumnya. (Ya Allah lindungilah kami dari siksaan api neraka, aamiin).
Hal tak biasa pun dilakukan Ustadz Fatih Karim, beliau awalnya ingin membeli nanah di salah satu rumah sakit, nanah itu pun diberikan cuma-cuma oleh perawat, karena itu barang jijik dan tak berguna. Ustadz Fatih Karim mencoba menuangkannya ke panci dan merebusnya, seisi rumah langsung bau bangkai,  istri beliau pun tak kuasa menahan bau tersebut dan muntah.
Tak henti-hentinya marilah kita berdoa agar terhindar dari siksaan api neraka (allahumma ajirni minannar), seketika air mata ini terus menetes membayangkan siksaan neraka yang sangat pedih, dan langsung saya teringat syair, wahai Tuhan, ku tak layak ke surga Mu, namun tak pula aku sanggup ke Neraka Mu, ampunkan dosaku terimalah taubatku, sesungguhnya Engkaulah pengampun dosa-dosa besar.
Jika sudah mengingat kematian dan siksaan neraka, tak sepantasnya kita bisa bersantai di dunia. Our time is limited dan jangan main-main terhadap waktu, dia terus berjalan dan tak bisa mengulanginya walau hanya sedetik.
Pesan Khalifah Umar bin Khatab Ra.: “Letakan kehidupan dunia itu dalam genggaman tangan nda, jangan letakkan dunia dalamhati anda.” Ya ketika dunia diletakan di genggaman tangan, kita bisa dengan mudah melepaskannya.
“Tidaklah dunia dibandingkan dengan akhirat kecuali hanya semisal salah seorang dari kalian memasukkan sebuah jarinya ke dalam lautan, maka hendaklah ia melihat apa yang dibawa oleh jari tersebut ketika diangkat.” (HR. Muslim)
Terakhir, pesan dari ustadz Fatih Karim, antara lain:
1.       Persembahkan ibadah terbaik.
“Dan Aku tidak ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (Qs. Adz-Dzariyat: 56)
Yang awalnya ibadah setengah hati, sekarang lakukan sepenuh hati; yang awalnya sedekah sesuka hati, sekarang keluarkanlah setiap hari.
2.       Persembahkan prestasi terbaik
Hidup memang sementara, tapi tak ada salahnya mengukir prestasi terbaik ketika masih di dunia, hingga suatu saat jika kita sudah tiada orang lain tetap mengingat kita dengan prestasi yang sudah kita torehkan selama di dunia
3.       Persembahkan kondisi akhir terbaik
Untuk menggapai kematian yang khusnul khatimah, bisa kita rancang selagi masih hidup dengan cara merutinkan ibadah atau kegiatan positif. Kita tidak tahu kapan malaikat maut menjemput kita, dengan keteraturan waktu yang sudah tercipta insyaAllah kita meninggal sesuai dengan kebiasaan kita di dunia, ketika melaksanakan ibadah sunnah misalnya.
Sekian resume kali ini semoga bermanfaat, jika ada benar datangnya dari Allah Swt. jika ada kesalahan murni karena ketidaktahuan saya, maka dari itu mohon maaf yang sebesar-besarnya.