Selasa, 31 Juli 2018

Jangan Ada Ujub di antara Kita


Jangan Ada Ujub di antara Kita

Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong), dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.”
(QS. Luqman: 18)

Assalamu’alaikum sahabat, lama tak memenuhi blog ini dengan tulisan abal-abalku. Mohon maaf jika kiranya ada yang salah atau tidak berkenan dengan tulisan yang selama ini saya buat ya J
Bagaimana kabar sahabat selepas Ramadhan? Kabar islam dan imannya, makin kuat dan meningkat bukan? Semoga begitu aamiin.
Oh iya, mau tanya nih, pernahkah kalian merasa sangat mudah dalam beribadah kepada-Nya? Contohnya mudah sekali membaca Al-Qur’an, bangun untuk sholat malam, atau berpuasa sunnah? Jika iya maka bersyukurlah, karena tidak semua orang diberi kenikmatan seperti itu, dan jangan ada setitik kesombongan dalam diri karena semua kemudahan yang kita rasakan itu karena Allah Swt. memberikan kita hidayah,dan  hidayah itu pun bisa saja tercabut dari dalam diri kita.
Takabur atau sombong lahir dari sifat ujub, yaitu membanggakan diri sendiri atas pencapaian sesuatu, jika ujub dipelihara, kemungkinan besar akan timbul rasa dimana dirinya lebih baik lebih benar dari orang lain. Ujub belum tentu sombong, tapi kebanyakan sombong berawal dari ujub, semoga kita semua terhindar dari penyakit hati salah satunya penyakit ujub dan takabur, aamiin.
“Tidak akan masuk surga orang yng di dalam hatinya ada sebesar dzarrah dari kesombongan...” (HR. Muslim).
Sebenarnya susah menjauhkan hati dari sifat ujub, takabur dan penyakit hati lainnya, namanya saja juga manusia biasa, tapi jika menyibukan diri kepada hal-hal yang positif dan selalu berdzikir kepada Allah, insyaAllah tidak terlintas dalam hati dan pikiran untuk merendahkan orang lain bahkan membanggakan dirinya sendiri.
Saya pernah nih, ditegur Allah karena sombong, dan itu terjadi berkali-kali, tetapi yang sanggat membekas adalah kejadihan tahun lalu, dimana setelah bulan Ramadhan langsung lah saya berpuasa untuk mengganti puasa yang saya tinggalkan, setelah itu dilanjut puasa syawal. Saya sudah menghitung sedemikian rupa bahwa saya bisa full 6 hari. Saya sedikit ada rasa bangga dan sombong, karena bisa puasa qadha dan syawal, sedangkan yang lainnya hanya bisa puasa syawal saja, dan meng-qadha puasa ramadhan setelahnya.
Dan apa yang terjadi, tak disangka baru dapat 3 puasa syawal datanglah tamu, saya kaget sedih dan nggak percaya, padahal seharusnya minggu depan yang datang, dan baru kali ini maju satu minggu, yang biasanya selalu saja mundur dan dipastikan saya tidak bisa melengkapi puasa syawal dengan sempurna.
Sedih, sangat sedih. Bahkan sampai menitihkan air mata karena tidak percaya, setelah itu saya down. Amalan-amalan yang lain juga berkurang kuantitas dan kualitasnya, rasa nikmat beribadah tak lagi ku rasakan, dan itu teramat menyiksa. Ya itu peringatan dari Allah untukku, agar aku selalu ingat jika semua yang aku miliki dan aku dapatkan semua dari Nya, dan tidak ada yang pantas aku sombongkan.
Ada cerita lagi nih, hehe isinya kok cerita semua ya, nggak papa lah kan menceritakan diri sendiri bukan menceritakan orang lain, dan semoga dari cerita yang saya paparkan ada hikmah yang bisa diambil, bukan maksud menggurui atau bahkan riya’, semuanya tergantung dari sudut pandang mana kalian membaca dan menanggapinya.
Pernah denger atau baca postingan mengenai pejuang subuh? Ya, pasti pernah dong ya, yang lagi santer-santernya di instagram pasti mengkaitkan pejuang subuh dengan jodoh, seperti ini kira-kira isi postingan tersebut, “Yang sudah bangun mana suaranya? Pejuang subuh semoga disegerakan bertemu dengan jodoh”.
Namanya aja ‘pejuang’ berarti masih berusaha sekuat tenaga untuk memerdekaan diri. Pejuang Indonesia, berjuang agar terbebas dari penjajah dan menjadikan Indonesia negara yang merdeka. Kalau pejuang subuh? Ya benar, berjuang terbebas dari ikatan setan. Karena ketika kita tidur setan akan membuat tiga ikatan di tubuh kita, sebagai mana dalam hadits yang artinya “Ketika kalian tidur, setan membuat tiga ikatan di tengkuk kalian. Di setiap ikatan setan akan mengatakan, “malam masih panjang, tidurlah! Jika ia bangun lalu berdzikir/ berdoa kepada Allah, lepaslah satu ikatan. Kemudian jika ia berwudhu, lepas lagi satu ikatan berikutnya. Kemudian jika ia mengerjakan shalat, lepaslah ikatan terkahir. Di pagi hari dia akan bersemangat dan bergembira. Jika tidak melakukan seperti ini, jiwanya jadi kotor dan malas.” (HR. Bukhari).
Saya termasuk pejuang subuh, karena belum bisa dan masih berusaha untuk istiqamah bangun sebelum subuh. Dan apabila berhasil rasanya senang sekali hati merasa tentram, tetapi kalau gagal entah mengapa jadi sedih, dan tidak bersemangat seperti paparan hadits di atas.
Di awal hari aja kalah sama setan, bagaimana dengan hari ini, apa yang akan terjadi dengan hari ini, perjuangan melawan diri sendiri dan godaan setan selalu menghantui, apakah hari ini akan merugi?
Tetapi yang aku sayangkan adalah ketika suatu hari timbul sifat ujub dan sombong setelah mendengar cerita teman yang bangun pukul 5, yang artinya bangun setelah adzan subuh berkumandang. Saat itu aku berpikir, kok ya bisa bangun jam 5, sedangkan kakaknya aja bangun sebelum subuh dan membantu masak, e dia malah asik-asikan tidur.
Jeng... jeng... dan keesokan harinya, apa yang terjadi denganku pemirsa sekalian? Hehe. Aku pun bangun jam 5 juga, aku langsung berpikir apa yang menyebabkanku bisa telat bangun. Menurut buku yang aku baca karya Abdul Hakim El Hamidy yang berjudul the Secret of 1/3, dipaparkanlah beberapa kiat-kiat bangun pagi, salah satunya adalah jauhi perbuatan maksiat dan dosa-dosa kecil. Bisa disimpulkan sendiri penyebabnya adalah kesombongan yang ada di dalam dada yang termasuk perbuatan maksiat.
Seharusnya ketika saya mendengar cerita teman saya, yang saya lakukan adalah memberi semangat dia agar bisa bangun pagi, walaupun sebenarnya saya juga perlu penyemangat, eh hehe. Dan mendoakan agar dia dan saya tentunya diberikan kekuatan serta kemudahan dalam bangun pagi. Ya itu yang harusnya saya lakukan, karena kita adalah saudara, dan mengingatkan dalam berbuat baik adalah perintah Allah Swt. sebagaimana yang di paparkan oleh akun IG @hawaariyyun (silahkan follow) ‘berselimut dalam hidayah itu nyaman, tapi kita diminta untuk bangun dan membagikan hidayah itu, jangan kita nikmati sendiri.’
Selain menjauhi perbuatan maksiat, saya akan rangkumkan kiat-kiat bangun di sepertiga malam terakhir  dari buku yang saya baca tersebut, antara lain:
1.       Azam yang kuat (Niat yang kuat),
inilah pintu pertama yang harus kita lalui agar dimudahkan oleh Allah untuk bangun malam. Kita lihat saja ketika di bulan Ramadhan, banyak yang bisa bangun di 1/3 malam terkahir, itu karena ada niat yang kuat untuk melaksanakan qiyamul lail dan ibadah sahur. Dan sekarang mari kita hadirkan niat yang kuat itu, yaitu niat untuk mendekatkan diri kepada Sang Pemilik Alam Semesta
2.       Jauhi dosa dan maksiat
“sesungguhnya seorang mukmin bila melakukan satu dosa, maka akan timbul dalam hatinya karat hitam. Bila bertobat maka karat tersebut akan hilang. Sedang bila bertambah dosanya (tidak bertaubat) maka karat hitam itu akan bertambah dan menyebar hingga menutupi hatinya.” (HR. Tirmidzi, Ahmad dan Ibnu Majah)
3.       Jangan biarkan perut kosong dan terlalu kenyang pada malam hari
Ketika perut kosong akan sulit untuk tidur dan apabila perut terlalu kenyang akan menyebabkan mengantuk dan memudahkan kita untuk tidur terlelap.
4.       Memasang alarm
Ini wujud dari ikhtiar, walaupun sudah berdoa kepada Allah agar dibangungkan jam sekian, tidak ada salahnya pasang alarm.
5.       Tidur dalam keadaan suci dan tidur sedini mungkin
Jangan lupa wudhu dulu sebelum tidur, dan jangan terlalu larut malam tidurnya, piala dunia kan sudah selesai :D
6.       Berdoa dan berdzikir sebelum tidur
Selain do’a sebelum tidur, ada beberapa hadist tentang anjuran dzikir yang dibaca sebelum tidur, antara lain membaca 3 surat terakhir, membaca ayat kursi, membaca 2 ayat terkhir dari surat Al-Baqarah.
7.       Buat kesepakatan
Jika sudah menikah buat kesepakatan dengan pasangan kita untuk membangunkan di 1/3 malam terkahir, yang belum menikah jangan khawatir kita bisa buat kesepakatan dengan keluarga, tetangga atau sahabat.
Diantara beberapa kiat di atas, insyaAllah sudah pernah saya amalkan termasuk kiat nomor 7. Saya membuat kesepakatan bukan dengan pasangan saya, soalnya saya masih single, sahabat sayalah yang saya mintai bantuan untuk saling membangunkan.
Sedikit berkisah tentang kegiatan Ramadhan yang baru saja berlalu, di kampung saya ada agenda sahur bareng, agenda ini bukan wajib artinya bagi yang mau silahkan ikut bagi yang tidak silahkan sahur di rumah, qadarullah sahabat saya yang dari Jakarta pulang, saya ajaklah dia untuk tidur di rumah, dan saling berkomitmen untuk membangunkan pukul 02.00 pagi untuk mengikuti sahur bareng di Masjid At-Taqwa Buntalan.
Jam tidur pun saya majukan yang biasanya tidur pukul 23.00, khusus malam itu pukul 22.00 saya sudah bersiap untuk tidur. Ini merupakan kiat nomor 5, walaupun hitungannya jam segitu sudah larut malam untuk tidur.
Malam terasa panjang, yang biasanya nyenyak sampai pagi malam itu selalu saja terbangun itu terjadi berulang kali dan karena alarm hp belum berbunyi saya melanjutkan untuk tidur lagi. Temanku pun begitu, bedanya ketika terbangun dia langsung melihat jam handphone. Ketika menyadari sudah pukul 02.00 lewat sedikit, dia langsung membangunkanku dan ternyata HP saya senyapkan yang menyebabkan alarm tidak berbunyi. Kiat nomor 7 memang tidak diragukan lagi, semoga kelak bisa saling mengingatkan untuk bangun sholat tahajud dengan kekasih halal, aamiin. (doa terselebung hehe)
Oke, mari kita kembali ke fokus utama yaitu tentang ujub, sebenarnya nggak ada manfaat sedikitpun dari ujub itu sendiri, dari pada membanggakan diri dan nanti berujung merendahkan orang lain, mending saling membantu dan mengingatkan dalam kebaikan, lebih utama lagi berfastabiqul khairat tanpa merasa amalan kita lebih bagus dari orang lain. Ibaratnya kalau beribadah kita harus melihat orang yang diatas kita, agar kita termotivasi untuk beribadah lebih giat lagi, lain halnya jika kita melihat orang yang di bawah kita, bisa jadi ujub dengan mudahnya menyerang hati  kita.
Ujub atau berbangga diri ternyata pernah dibahas di majalah Oranye edisi Maret 2017, adapun 8 model ujub, antara lain:
1.       Ujub karena nasab/ garis keturunan,
2.       Ujub karena keindahan tubuh dan parasnya,
3.       Ujub karena kekuatan
4.       Ujub karena pintar dan cerdas
5.       Ujub terhadap jumlah yang banyak
(saudara yang banyak, follower yang banyak, dll)
6.       Ujub karena harta
7.       Ujub dengan pendapat yang salah
8.       Ujub dengan berafiliasi kepada penguasa yang dzolim dan para pengikutnya.
Jangan ada ujub di antara kita, sebisa mungkin  mari kita hindari sifat ujub, jika terlintas di dalam hati segera mengingat sang Pencipta alam ini, dengan istighfar sebanyak-banyaknya. Awal mula sombong berasal dari ujub, dan dikarenakan sombonglah iblis di keluarkan dari surga.
Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kalian kepada Adam,” maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur (sombong) dan ia termasuk golongan orang-orang yang kafir“ (QS. Al Baqarah:34)

***