Jangan Ada Ujub di antara
Kita
“Dan janganlah kamu memalingkan
mukamu dari manusia (karena sombong), dan janganlah kamu berjalan di muka bumi
dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi
membanggakan diri.”
(QS. Luqman: 18)
Assalamu’alaikum
sahabat, lama tak memenuhi blog ini dengan tulisan abal-abalku. Mohon maaf jika
kiranya ada yang salah atau tidak berkenan dengan tulisan yang selama ini saya buat
ya J
Bagaimana
kabar sahabat selepas Ramadhan? Kabar islam dan imannya, makin kuat dan meningkat
bukan? Semoga begitu aamiin.
Oh
iya, mau tanya nih, pernahkah kalian merasa sangat mudah dalam beribadah
kepada-Nya? Contohnya mudah sekali membaca Al-Qur’an, bangun untuk sholat
malam, atau berpuasa sunnah? Jika iya maka bersyukurlah, karena tidak semua
orang diberi kenikmatan seperti itu, dan jangan ada setitik kesombongan dalam
diri karena semua kemudahan yang kita rasakan itu karena Allah Swt. memberikan
kita hidayah,dan hidayah itu pun bisa
saja tercabut dari dalam diri kita.
Takabur
atau sombong lahir dari sifat ujub, yaitu membanggakan diri sendiri atas
pencapaian sesuatu, jika ujub dipelihara, kemungkinan besar akan timbul rasa
dimana dirinya lebih baik lebih benar dari orang lain. Ujub belum tentu
sombong, tapi kebanyakan sombong berawal dari ujub, semoga kita semua terhindar
dari penyakit hati salah satunya penyakit ujub dan takabur, aamiin.
“Tidak akan masuk surga orang
yng di dalam hatinya ada sebesar dzarrah dari kesombongan...” (HR. Muslim).
Sebenarnya
susah menjauhkan hati dari sifat ujub, takabur dan penyakit hati lainnya,
namanya saja juga manusia biasa, tapi jika menyibukan diri kepada hal-hal yang
positif dan selalu berdzikir kepada Allah, insyaAllah tidak terlintas dalam
hati dan pikiran untuk merendahkan orang lain bahkan membanggakan dirinya
sendiri.
Saya
pernah nih, ditegur Allah karena sombong, dan itu terjadi berkali-kali, tetapi
yang sanggat membekas adalah kejadihan tahun lalu, dimana setelah bulan
Ramadhan langsung lah saya berpuasa untuk mengganti puasa yang saya tinggalkan,
setelah itu dilanjut puasa syawal. Saya sudah menghitung sedemikian rupa bahwa
saya bisa full 6 hari. Saya sedikit ada rasa bangga dan sombong, karena bisa
puasa qadha dan syawal, sedangkan yang lainnya hanya bisa puasa syawal saja, dan
meng-qadha puasa ramadhan setelahnya.
Dan
apa yang terjadi, tak disangka baru dapat 3 puasa syawal datanglah tamu, saya
kaget sedih dan nggak percaya, padahal seharusnya minggu depan yang datang, dan
baru kali ini maju satu minggu, yang biasanya selalu saja mundur dan dipastikan
saya tidak bisa melengkapi puasa syawal dengan sempurna.
Sedih,
sangat sedih. Bahkan sampai menitihkan air mata karena tidak percaya, setelah
itu saya down. Amalan-amalan yang lain juga berkurang kuantitas dan kualitasnya,
rasa nikmat beribadah tak lagi ku rasakan, dan itu teramat menyiksa. Ya itu
peringatan dari Allah untukku, agar aku selalu ingat jika semua yang aku miliki
dan aku dapatkan semua dari Nya, dan tidak ada yang pantas aku sombongkan.
Ada
cerita lagi nih, hehe isinya kok cerita semua ya, nggak papa lah kan
menceritakan diri sendiri bukan menceritakan orang lain, dan semoga dari cerita
yang saya paparkan ada hikmah yang bisa diambil, bukan maksud menggurui atau
bahkan riya’, semuanya tergantung dari sudut pandang mana kalian membaca dan
menanggapinya.
Pernah
denger atau baca postingan mengenai pejuang
subuh? Ya, pasti pernah dong ya, yang lagi santer-santernya di instagram
pasti mengkaitkan pejuang subuh dengan jodoh, seperti ini kira-kira isi
postingan tersebut, “Yang sudah bangun
mana suaranya? Pejuang subuh semoga disegerakan bertemu dengan jodoh”.
Namanya
aja ‘pejuang’ berarti masih berusaha sekuat tenaga untuk memerdekaan diri.
Pejuang Indonesia, berjuang agar terbebas dari penjajah dan menjadikan
Indonesia negara yang merdeka. Kalau pejuang
subuh? Ya benar, berjuang terbebas dari ikatan setan. Karena ketika kita
tidur setan akan membuat tiga ikatan di tubuh kita, sebagai mana dalam hadits
yang artinya “Ketika kalian tidur, setan
membuat tiga ikatan di tengkuk kalian. Di setiap ikatan setan akan mengatakan,
“malam masih panjang, tidurlah! Jika ia bangun lalu berdzikir/ berdoa kepada
Allah, lepaslah satu ikatan. Kemudian jika ia berwudhu, lepas lagi satu ikatan
berikutnya. Kemudian jika ia mengerjakan shalat, lepaslah ikatan terkahir. Di
pagi hari dia akan bersemangat dan bergembira. Jika tidak melakukan seperti
ini, jiwanya jadi kotor dan malas.” (HR. Bukhari).
Saya
termasuk pejuang subuh, karena belum bisa dan masih berusaha untuk istiqamah
bangun sebelum subuh. Dan apabila berhasil rasanya senang sekali hati merasa
tentram, tetapi kalau gagal entah mengapa jadi sedih, dan tidak bersemangat
seperti paparan hadits di atas.
Di awal hari aja kalah sama
setan, bagaimana dengan hari ini, apa yang akan terjadi dengan hari ini,
perjuangan melawan diri sendiri dan godaan setan selalu menghantui, apakah hari
ini akan merugi?
Tetapi
yang aku sayangkan adalah ketika suatu hari timbul sifat ujub dan sombong
setelah mendengar cerita teman yang bangun pukul 5, yang artinya bangun setelah
adzan subuh berkumandang. Saat itu aku berpikir, kok ya bisa bangun jam 5,
sedangkan kakaknya aja bangun sebelum subuh dan membantu masak, e dia malah
asik-asikan tidur.
Jeng... jeng... dan keesokan harinya, apa yang terjadi denganku pemirsa sekalian? Hehe.
Aku pun bangun jam 5 juga, aku langsung berpikir apa yang menyebabkanku bisa
telat bangun. Menurut buku yang aku baca karya Abdul Hakim El Hamidy yang berjudul the Secret of 1/3, dipaparkanlah beberapa kiat-kiat bangun pagi,
salah satunya adalah jauhi perbuatan maksiat dan dosa-dosa kecil. Bisa
disimpulkan sendiri penyebabnya adalah kesombongan yang ada di dalam dada yang
termasuk perbuatan maksiat.
Seharusnya
ketika saya mendengar cerita teman saya, yang saya lakukan adalah memberi
semangat dia agar bisa bangun pagi, walaupun sebenarnya saya juga perlu
penyemangat, eh hehe. Dan mendoakan agar dia dan saya tentunya diberikan
kekuatan serta kemudahan dalam bangun pagi. Ya itu yang harusnya saya lakukan,
karena kita adalah saudara, dan mengingatkan dalam berbuat baik adalah perintah
Allah Swt. sebagaimana yang di paparkan oleh akun IG @hawaariyyun (silahkan
follow) ‘berselimut dalam hidayah itu
nyaman, tapi kita diminta untuk bangun dan membagikan hidayah itu, jangan kita
nikmati sendiri.’
Selain
menjauhi perbuatan maksiat, saya akan rangkumkan kiat-kiat bangun di sepertiga
malam terakhir dari buku yang saya baca
tersebut, antara lain:
1. Azam yang kuat (Niat yang kuat),
inilah pintu pertama yang harus kita
lalui agar dimudahkan oleh Allah untuk bangun malam. Kita lihat saja ketika di
bulan Ramadhan, banyak yang bisa bangun di 1/3 malam terkahir, itu karena ada
niat yang kuat untuk melaksanakan qiyamul lail dan ibadah sahur. Dan sekarang
mari kita hadirkan niat yang kuat itu, yaitu niat untuk mendekatkan diri kepada
Sang Pemilik Alam Semesta
2. Jauhi dosa dan maksiat
“sesungguhnya
seorang mukmin bila melakukan satu dosa, maka akan timbul dalam hatinya karat
hitam. Bila bertobat maka karat tersebut akan hilang. Sedang bila bertambah
dosanya (tidak bertaubat) maka karat hitam itu akan bertambah dan menyebar
hingga menutupi hatinya.” (HR. Tirmidzi, Ahmad dan
Ibnu Majah)
3. Jangan biarkan perut kosong
dan terlalu kenyang pada malam hari
Ketika perut kosong akan sulit untuk
tidur dan apabila perut terlalu kenyang akan menyebabkan mengantuk dan
memudahkan kita untuk tidur terlelap.
4. Memasang alarm
Ini wujud dari ikhtiar, walaupun sudah
berdoa kepada Allah agar dibangungkan jam sekian, tidak ada salahnya pasang
alarm.
5. Tidur dalam keadaan suci dan
tidur sedini mungkin
Jangan lupa wudhu dulu sebelum tidur,
dan jangan terlalu larut malam tidurnya, piala dunia kan sudah selesai :D
6. Berdoa dan berdzikir sebelum
tidur
Selain do’a sebelum tidur, ada beberapa
hadist tentang anjuran dzikir yang dibaca sebelum tidur, antara lain membaca 3
surat terakhir, membaca ayat kursi, membaca 2 ayat terkhir dari surat
Al-Baqarah.
7. Buat kesepakatan
Jika sudah menikah buat kesepakatan
dengan pasangan kita untuk membangunkan di 1/3 malam terkahir, yang belum
menikah jangan khawatir kita bisa buat kesepakatan dengan keluarga, tetangga
atau sahabat.
Diantara
beberapa kiat di atas, insyaAllah sudah pernah saya amalkan termasuk kiat nomor
7. Saya membuat kesepakatan bukan dengan pasangan saya, soalnya saya masih
single, sahabat sayalah yang saya mintai bantuan untuk saling membangunkan.
Sedikit
berkisah tentang kegiatan Ramadhan yang baru saja berlalu, di kampung saya ada
agenda sahur bareng, agenda ini bukan wajib artinya bagi yang mau silahkan ikut
bagi yang tidak silahkan sahur di rumah, qadarullah sahabat saya yang dari
Jakarta pulang, saya ajaklah dia untuk tidur di rumah, dan saling berkomitmen
untuk membangunkan pukul 02.00 pagi untuk mengikuti sahur bareng di Masjid
At-Taqwa Buntalan.
Jam
tidur pun saya majukan yang biasanya tidur pukul 23.00, khusus malam itu pukul 22.00
saya sudah bersiap untuk tidur. Ini merupakan kiat nomor 5, walaupun
hitungannya jam segitu sudah larut malam untuk tidur.
Malam
terasa panjang, yang biasanya nyenyak sampai pagi malam itu selalu saja
terbangun itu terjadi berulang kali dan karena alarm hp belum berbunyi saya
melanjutkan untuk tidur lagi. Temanku pun begitu, bedanya ketika terbangun dia
langsung melihat jam handphone. Ketika menyadari sudah pukul 02.00 lewat
sedikit, dia langsung membangunkanku dan ternyata HP saya senyapkan yang
menyebabkan alarm tidak berbunyi. Kiat nomor 7 memang tidak diragukan lagi, semoga kelak bisa saling
mengingatkan untuk bangun sholat tahajud dengan kekasih halal, aamiin. (doa terselebung hehe)
Oke,
mari kita kembali ke fokus utama yaitu tentang ujub, sebenarnya nggak ada manfaat sedikitpun dari ujub itu
sendiri, dari pada membanggakan diri dan nanti berujung merendahkan orang lain,
mending saling membantu dan mengingatkan dalam kebaikan, lebih utama lagi
berfastabiqul khairat tanpa merasa amalan kita lebih bagus dari orang lain.
Ibaratnya kalau beribadah kita harus melihat orang yang diatas kita, agar kita
termotivasi untuk beribadah lebih giat lagi, lain halnya jika kita melihat
orang yang di bawah kita, bisa jadi ujub dengan mudahnya menyerang hati kita.
Ujub
atau berbangga diri ternyata pernah dibahas di majalah Oranye edisi Maret 2017,
adapun 8 model ujub, antara lain:
1.
Ujub karena nasab/ garis
keturunan,
2.
Ujub karena keindahan tubuh dan
parasnya,
3.
Ujub karena kekuatan
4.
Ujub karena pintar dan cerdas
5.
Ujub terhadap jumlah yang banyak
(saudara yang banyak, follower yang
banyak, dll)
6.
Ujub karena harta
7.
Ujub dengan pendapat yang salah
8.
Ujub dengan berafiliasi kepada
penguasa yang dzolim dan para pengikutnya.
Jangan
ada ujub di antara kita, sebisa
mungkin mari kita hindari sifat ujub,
jika terlintas di dalam hati segera mengingat sang Pencipta alam ini, dengan
istighfar sebanyak-banyaknya. Awal mula sombong berasal dari ujub, dan dikarenakan
sombonglah iblis di keluarkan dari surga.
“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada
para malaikat: “Sujudlah kalian kepada Adam,” maka sujudlah mereka kecuali
Iblis; ia enggan dan takabur
(sombong) dan ia termasuk golongan
orang-orang yang kafir“ (QS. Al Baqarah:34)
***