Rabu, 20 September 2017

Resume Kajian Parenting


Resume Kajian Parenting
(Ahad, 17 September 2017 oleh Ust. Budi Ashari, Lc)

Dan orang-orang yang berkata, “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Furqon: 74).
Jika ingin memperbaiki sebuah negara, perbaiki dulu keluarga. Bagaimana cara memperbaiki keluarga? Pertanyaan itu pasti akan timbul dibenak pembaca, mari kita simak kondisi keluarga yang ada pada jaman sekarang.
Jaman sekarang banyak orang tua yang sukses di luar, tetapi gagal dalam membangun keluarga. Mereka mengandalkan pendidikan di sekolah dan kurang memperhatikan tumbuh kembang anak. Padahal keluargalah adalah penentu karakter dan kepribadian anak, jika anak bandel atau nakal, coba koreksi pada diri sendiri, sudah benarkah dalam mendidik mereka.
Dalam mendidik anak, kita harus belajar dari seorang penggembala. Seorang penggembala selalu memperhatikan ternak-ternaknya, memberikan makanan yang baik dan selalu memperhatikan ternak-ternaknya, karena terlalu perhatiannya dia sampai hafal apabila ternaknya itu lapar, ketakutan atau sudah tiba musim kawin hanya dengan mendengar suara mereka.
Coba kita lihat pada keluarga kita masing-masing, apakah sudah memberikan makanan yang halal dan toyib seperti firman Allah dalam Surat Al-Baqarah ayat 168, yang artinya Wahai manusia! Makanlah dari makanan yang halal dan baik yang terdapat di bumi dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu. Jika dirasa sudah memberikan makanan yang halal untuk keluarga, apakah kita mempunyai waktu luang untuk memperhatikan anak-anak kita? Apa justru kita terlalu sibuk dengan aktifitas di luar, dan jarang berkomunikasi dengan anak-anak kita? Jika jawabannya adalah iya, mari ubah pola hidup kita, curahkan perhatian kepada mereka, jangan sampai keluarga terbengkalai karena berkarya di luar.
Jadilah contoh untuk anak-anak, jangan hanya asal perintah tapi lakukanlah apa yang kau perintahkan terlebih dahulu, maka mereka akan mencontoh perbuatanmu. Jangan katakan Nak, ayo sholat atau Nak, biasakan sholat tepat waktu melainkan berikanlah contoh, ketika sudah mendengar suara adzan biasakan langsung bergegas ke masjid, maka Insya Allah anak akan mencontoh perbuatan kita.
Untuk mendidik seorang anak yang sholih layaknya nabi Ismail, haruslah kita menjadi bapak yang sholih seperti nabi Ibrahim dan ibu yang tawakal seperti Hajar, selain itu dalam keluarga haruslah jelas siapa yang bertugas sebagai nahkoda yang mengarahkan bahtera rumah tangga menuju tempat keabadiaan, surgaNya. Jangan sampai ada istilah suami-suami takut istri, karena sejatinya imam keluarga adalah suami, seperti yang sudah dijelaskan dalam Al-Qur’an Surat An-Nisa ayat 34, Laki-laki (suami) itu pelindung bagi perempuan (istri). Karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan) ...
Bagi keluarga yang baru menikah tetapi belum dikarunia momongan, jangan terlalu bersedih hati, karena nabi Zakariya dan istrinya saja dikaruniai anak ketika mereka sudah berusia renta. Yang terpenting adalah berusaha dan berdoa, karena manusia hanya bisa memberikan sebab belum dapat momongan, tetapi ketika Sang Maha Pemberi Sebab telah berkehendak, maka tidak perlu sebab untuk menjadikan sebab itu hilang, karena sejatinya “... Ia memberikan kepada siapa yang Ia kehendaki anak-anak perempuan dan Ia memberikan kepada siapa yang Ia kehendaki anak-anak laki-laki. Atau (Ia memberikan kepada siapa yang Ia kehendaki) anak-anak laki-laki dan perempuan. Dan Ia jadikan siapa yang Ia kehendaki mandul. Sesungguhnya Ia Maha Mengetahui dan Maha Berkuasa.” (QS. Asy-Syuura: 49-50).
Sekian ringkasan materi yang bisa saya sajikan di sini, apa bila ada kesalahan dalam penulisan saya mohon maaf yang sebesar-besarnya karena semua yang benar itu datang dari Allah dan salahnya datang dari saya, semoga bermanfaat Aamiin.