Duh, kirain tanggal 14
Juni itu masih lama, e ternyata e ternyata sudah tanggal 16 aja, itu berarti
kesempatan buat ikut audisi menulis dengan tema Ramadhan di tempat tinggalku
tertutup, padahal hadiahnya lumayan hlo HP Xiomy yang kameranya aduhai itu.
Kok hadiah sih Tis yang dipikir, kesempatan nya itu hlo yang
harusnya kamu perjuangin buat ngembangin bakat terpendam dan wujudin
cita-citamu!
Iya ya bener juga itu,
dah hampir 1 tahun aku nggak buat cerita lagi, nggak ngepost di blog dan
ngeshare ke FB/ Twitter terus ngetag temen-temen biar buka blogku dan baca
cerita yang agak semrawut tapi cukup bisa buat ketawa (kata temenku hlo ini,
bukan kataku).
Padahal ketika aku cuti
menulis (cuti kok setahun hhhh) banyak yang menanyakan keberadaan blog ku,
malah ada yang minta dimotivasi biar semangat menulis, hello aku aja juga butuh semangat, eh malah suruh nyemangati gimana
ceritanya.
Dan ketika aku membuka
beranda facebook, nggak sengaja aku
baca postingan di salah satu grup komunitas
bisa menulis kayaknya, nah ada lomba menulis dengan tema Ramadhan di tempat
tinggalku. Gara-gara baca pengumuman itu semangat menulisku kembali lagi,
selain sudah lama aku tak menulis, aku semangat karena ini membahas tentang
Ramadhan dimana banyak sekali cerita di dalamnya yang tak bisa diceritakan
hanya dengan 500 kata, seperti syarat di lomba itu.
Aku pun mulai menghayal
dan meringkas cerita agar ringkas padat dan jelas, dan jadilah cerita dengan
judul “Yang Hidup Lebih Hidup Lagi” ceritanya ada dibawah ini, tapi bentar lah
jangan terburu-buru, biarkan aku bercakap-cakap terlebih dahulu, kan dah lebih
dari 1 tahun aku nggak bercakap-cakap lewat tulisan-tulisan alay, jadi sabar ya
:D.
Em.m aku mau cerita
kejadian-kejadian mistis sebelum Ramadhan, duh mistis katanya. Bukan mistis deng tapi itu hlo apa, duh nggak bisa
nyimpulin nih... em..m nah!! (tanda bolam yang menyala tanda ingatan sudah
kembali) rejeki anak sholehah sebelum Ramadhan, heheh nggak nyambung ya sama
kata mistis, ya terserah gue lah yang nulis kan gue, dah setahun lebih gue
nggak nulis jadi jangan banyak komentar :D.
Gini ceritanya, beberapa
hari sebelum memasuki bulan Ramadhan aku terserang flu yang cukup berat,
seberat beban hidupku, ehh! Nah udah ku kasih obat belum sembuh juga, dan inget
banget beberapa hari sebelum Ramadhan tenggorokkanku masih sakit, itu hlo kalau
mau flu kan pancingen, nah belum
sembuh-sembuh juga. Padahal sudah minum larutan cap kaki tiga, ups maaf sebut merk keceplosan saya, terus udah
minum tolak angin juga, (sebut merk
lagi) kalau ini sengaja nyebut merk, kan kata mbak Agnes, orang pintar minum tolak angin, dan saya minum tolak angin berarti
kesimpulannya saya.... yups betul saya Sholehah, aamiin :D. Pas minum tolak
angin itu rasanya enak banget ditenggorokan tapi sayangnya setelah minum masih
saja sakit, terus aku beli jeruk entahlah hubungan jeruk sama tenggorokan itu
apa aku nggak tahu kok bisa-bisanya aku beli jeruk biar tenggorokanku sembuh,
tapi sama aja nggak ngefek.
Dua hari sebelum Ramadhan
itu udah agak mendingan sih tenggorokanku, tapi aku minumi es lagi, soalnya
hari itu aku ditraktir kakak-kakak pembukuan ATS di SFA Steak, dan aku tergoda
dengan es degannya, yasudah aku pesan es degan, dan meminumnya dengan perasaan
ketar-ketir, padahal seninnya udah mulai
puasa kalau buat nelen sakit terus gimana?? Dan Alhamdulillah rejeki anak
sholehah, Allah memberikan kesembuhan kepadaku, pas malam sahur pertama
tenggorokan masih agak gatal, dan hidung masih agak mampet tetapi setelah
membaca Al-Quran dan meminum air putih yang banyak, tenggorokanpun tak sakit
lagi ketika aku menelan, Alhamdulillah.
Tak cukup itu saja rejeki
anak sholehah yang aku rasakan, Allah benar-benar baik kepadaku, sebelum bulan
Ramadhan tiba aku pengen banget makan soto
garing, steak di SFA dan bakso kawi, dan semua sudah terealisasi. Hari
jumat makan soto garing, hari sabtu dapat traktiran di SFA Steak, terus
pulangnya ketemu bakso kawi, yaudah aku beli aja, walaupun sebenarnya perut
masih kenyang tapi ya pupung abang bakso kawi di depan mata jangan sampai aku
sia-siakan begitu saja. pasalnya aku pernah melihat abang bakso kawi di
stasiun, tapi karena aku lagi nggak mood buat buka dompet aku cuekin saja dia,
dan satu hari setelahnya aku kembali lagi ke stasiun itu dan aku seperti orang
yang kebingungan tengak kanan tengok kiri, dan nihil abang bakso kawi tidak
ditemukan :D padahal pengen banget waktu itu, sampai aku ke SD Tonggalan, kata
tetanggaku di sana ada yang jual bakso kawi, tapi nihil juga, bahkan aku
muterin lokasi yang disebutkan tetanggaku itu dua kali, siapa tahu pas lewat di
sana mataku lagi kedip jadi si abang kawi nggak kelihatan :D.
Dah capek belum denger ocehan ku?? Heheh. Yaudah langsung aja ya, dibawah ini
ada cerita indah tentang Ramadhan di tempat tinggalku, cerita ini aku buat
dengan melihat realita di Ramadhan tahun lalu, jika dibandingkan keadaan
Ramadhan tahun ini, em.m lebih seru Ramadhan tahun lalu. Ada poin-poin dimana
yang dilakukan di Ramadhan tahun lalu tidak dilakukan di tahun ini, dan itulah
yang membuatku malas untuk mengirim ceritaku ini ke penerbit.
Yang Hidup
Lebih Hidup Lagi
Ramadhan tiba,
Alhamdulillah bulan yang kita tunggu-tunggu akhirnya datang juga. Seneng banget
rasanya masih diberi kesempatan buat bertemu dengan bulan yang penuh berkah dan
ampunan ini, Alhamdulillah.
Kalau ditanya, mengapa
aku bahagia ketika bulan Ramadhan tiba? Selain yang telah Allah janjikan kepada
kita yaitu bulan dimana amal ibadah kita dilipat gandakan dan bulan dimana
dosa-dosa diampuni, alasanku bahagia adalah bulan ini adalah bulan kehidupan.
Bulan kehidupan? Kok bisa?
Ya, bulan dimana semua
yang hidup lebih hidup lagi. Yang tadinya jam 10 malam sunyi sunyap, di bulan
ini masih terdengar lantunan ayat suci Al-Quran (nah poin ini yang sekarang
nggak ada, ketika tadarus di masjid nggak dipancarkan jadi yang lagi dirumah
ngurus anak nggak bisa dapet pahala dari mendengarkan orang mengaji ). Yang
tadinya masjid dan mushola sepi, Alhamdulillah jadi ramai bahkan sampai penuh
dan tidak muat untuk menampung semua jama’ah, itu karena didaerah tempat
tinggalku Alhamdulillah islam semua, dan wilayahnya cukup luas.
Dan ketika bulan Ramadhan
tiba, kami disibukan dengan mengurus urusan yang berhubungan dengan Ramadhan.
Mulai dari membersihkan masjid dan mushola, menyusun daftar pemberi takjil,
puluran (memberi makan untuk orang yang tadarus malam di masjid), menyusun
daftar imam dan khotib, sampai dengan membuat lampion ketika lebaran sudah di
depan mata, yups semua diserahkan kepada kami, generasi muda.
Agenda Ramadhan pada
malam hari sudah pasti sholat tarawih berjamaah dan setelah itu dilanjutkan
dengan tadarus Al-Quran di masjid dan mushola terdekat. Nah ini yang menjadi
penyumbang besar bagi ku dan teman-teman untuk lebih mempererat tali silaturahim antara kita. Yups, awalnya
aku dan yang lain tak saling kenal, dan berkat bulan Ramadhan yang telah kami
lewati beberapa kali, membuat hubungan kami semakin lebih erat, sejenak kami
melupakan kesibukan dunia kita entah itu sekolah, kuliah ataupun kerja, kami
berkumpul di masjid untuk melantuntkan ayat-ayat suci alquran bahkan tahun lalu
bisa sampai jam 12 malam buat ngejar khatam sebelum kami disibukan membuat
lampion untuk lomba takbiran. Itulah yang membuat aku semangat ketika aku
berada bulan Ramadhan, yuhu itu artinya aku masih diberi kesempatan untuk
mendekatkan diri kepada Sang Pencipta dan hambaNya, habluminallah dan habluminannas.
Em.m bagaiamana suasana
ketika saur di tempat kalian Sob? Kalau di kampungku biasanya diingatkan lewat
pengeras suara di masjid dan musola, tetapi sekarang pemuda di desaku
berkeliling kampung dengan menabuh rabana sambil meneriakan ‘saur-saur’ udah kebayangkan suasana
saur di kampungku, syahdu sekali. Ini baru berjalan satu yang lalu, atas
inisiatif pemuda di kampungku, dan sambutannya luar biasa sehingga tahun ini
diadakan lagi. (tapi nihil, sahur pertama nggak jalan, sahur kedua sampai
kelima kalau nggak salah, Alhamdulillah jalan lagi, tapi setelah mendapat
teguruan karena ada bayi yang terbangun mendengar tabuhan rebana akhirnya
sekarang di stop0
Dan setelah sholat subuh
berjamaah, biasanya adek-adek yang sekolahnya masi libur pasti jalan-jalan pagi
sambil membawa petasan, ya itu sebenarnya nggak boleh ditiru ya, petasan itu bahaya.
Tapi kayaknya tahun ini nggak bakal bawa petasan deh, tapi pindah ke HP, terus
narsis dijalan, heheh.
Ya begitulah, akan selalu
ada kehidupan setiap jamnya, kegiatan yang tujuannya untuk mencari pahala sebanyak-banyaknya, bahkan tadarus Al-Quran pun dilakukan tatkala ada waktu luang dan berlomba-lomba untuk mencapai lebih dari satu jus sehari. Kalau hari biasa paling pas habis maghrib itu pun cuma satu rukuk saja, bener-bener bulan kehidupan kan, yang hidup lebih berjiwa hidup di bulan ini :D.
Dua kali dalam satu Minggu, setiap hari rabu dan Ahad, kampungku mengadakan pengajian menjelang berbuka puasa. Kegiatan sore yang kami lakukan dibedakan sesuai dengan porsinya masing-masing, ada yang mengajar TPA, ada yang ditugaskan membantu menyiapkan makanan
buka puasa , ada yang jadi MC dengan teks menggunakan bahasa jawa, ada yang nyimon dan lain sebagainya.
Terus kegiatan di bulan Ramadhan selanjutnya, kalau udah malam ke
17, kami mengadakan pengajian Nuzulul Quran. Nah tahun kemarin bertepatan
dengan wisuda santri TPA, yang sudah khatam Al-Quran di wisuda gitu ceritanya,
biar jadi penyemangat buat yang lain biar ngajinya rajin.
Terus kalau di desaku
setiap kampung sebelah ngadain pengajian nuzulul Quran selalu ada undangan yang
ditempel di mading Masjid, nah kalau situasi dan kondisinya mendukung, kami
berjalan kaki untuk menghadiri pengajian itu. Bisa bayangin nggak malam-malam
jalan kaki bareng (ikhwan, akhwat) tapi nggak gandengan tangan hlo yang akhwat
di depan yang ikhwan di belakang, terus nglewati beberapa makam dan jaraknya
itu 1-2 km, seru deh pokoknya.
Em.m kalau mendekati
Idhul Fitri, kami juga sibuk hlo, diserambi masjid buat obor atau lampion, buat
lomba takbir keliling. Seru deh pokoknya.
Itulah cerita singkatku
tentang Ramadhan di tempat tinggalku, bagaimana dengan tempat tinggalmu? Pasti
juga menarik kan?
Semoga Ramadhan tahun ini
penuh makna, agar dapat kita lalui dengan sempurna, kayak lagunya Raihan hehe.
Semoga amal ibadah Ramadhan kita diterima Allah SWT. Aamiin