Kamis, 16 Juni 2016

Yang Hidup Lebih Hidup Lagi


Duh, kirain tanggal 14 Juni itu masih lama, e ternyata e ternyata sudah tanggal 16 aja, itu berarti kesempatan buat ikut audisi menulis dengan tema Ramadhan di tempat tinggalku tertutup, padahal hadiahnya lumayan hlo HP Xiomy yang kameranya aduhai itu.
Kok hadiah sih Tis yang dipikir, kesempatan nya itu hlo yang harusnya kamu perjuangin buat ngembangin bakat terpendam dan wujudin cita-citamu!
Iya ya bener juga itu, dah hampir 1 tahun aku nggak buat cerita lagi, nggak ngepost di blog dan ngeshare ke FB/ Twitter terus ngetag temen-temen biar buka blogku dan baca cerita yang agak semrawut tapi cukup bisa buat ketawa (kata temenku hlo ini, bukan kataku).
Padahal ketika aku cuti menulis (cuti kok setahun hhhh) banyak yang menanyakan keberadaan blog ku, malah ada yang minta dimotivasi biar semangat menulis, hello aku aja juga butuh semangat, eh malah suruh nyemangati gimana ceritanya.
Dan ketika aku membuka beranda facebook, nggak sengaja aku baca postingan di salah satu grup komunitas bisa menulis kayaknya, nah ada lomba menulis dengan tema Ramadhan di tempat tinggalku. Gara-gara baca pengumuman itu semangat menulisku kembali lagi, selain sudah lama aku tak menulis, aku semangat karena ini membahas tentang Ramadhan dimana banyak sekali cerita di dalamnya yang tak bisa diceritakan hanya dengan 500 kata, seperti syarat di lomba itu.
Aku pun mulai menghayal dan meringkas cerita agar ringkas padat dan jelas, dan jadilah cerita dengan judul “Yang Hidup Lebih Hidup Lagi” ceritanya ada dibawah ini, tapi bentar lah jangan terburu-buru, biarkan aku bercakap-cakap terlebih dahulu, kan dah lebih dari 1 tahun aku nggak bercakap-cakap lewat tulisan-tulisan alay, jadi sabar ya :D.
Em.m aku mau cerita kejadian-kejadian mistis sebelum Ramadhan, duh mistis katanya. Bukan mistis deng tapi itu hlo apa, duh nggak bisa nyimpulin nih... em..m nah!! (tanda bolam yang menyala tanda ingatan sudah kembali) rejeki anak sholehah sebelum Ramadhan, heheh nggak nyambung ya sama kata mistis, ya terserah gue lah yang nulis kan gue, dah setahun lebih gue nggak nulis jadi jangan banyak komentar :D.
Gini ceritanya, beberapa hari sebelum memasuki bulan Ramadhan aku terserang flu yang cukup berat, seberat beban hidupku, ehh! Nah udah ku kasih obat belum sembuh juga, dan inget banget beberapa hari sebelum Ramadhan tenggorokkanku masih sakit, itu hlo kalau mau flu kan pancingen, nah belum sembuh-sembuh juga. Padahal sudah minum larutan cap kaki tiga, ups maaf sebut merk keceplosan saya, terus udah minum tolak angin juga, (sebut merk lagi) kalau ini sengaja nyebut merk, kan kata mbak Agnes, orang pintar minum tolak angin, dan saya minum tolak angin berarti kesimpulannya saya.... yups betul saya Sholehah, aamiin :D. Pas minum tolak angin itu rasanya enak banget ditenggorokan tapi sayangnya setelah minum masih saja sakit, terus aku beli jeruk entahlah hubungan jeruk sama tenggorokan itu apa aku nggak tahu kok bisa-bisanya aku beli jeruk biar tenggorokanku sembuh, tapi sama aja nggak ngefek.
Dua hari sebelum Ramadhan itu udah agak mendingan sih tenggorokanku, tapi aku minumi es lagi, soalnya hari itu aku ditraktir kakak-kakak pembukuan ATS di SFA Steak, dan aku tergoda dengan es degannya, yasudah aku pesan es degan, dan meminumnya dengan perasaan ketar-ketir, padahal seninnya udah mulai puasa kalau buat nelen sakit terus gimana?? Dan Alhamdulillah rejeki anak sholehah, Allah memberikan kesembuhan kepadaku, pas malam sahur pertama tenggorokan masih agak gatal, dan hidung masih agak mampet tetapi setelah membaca Al-Quran dan meminum air putih yang banyak, tenggorokanpun tak sakit lagi ketika aku menelan, Alhamdulillah.
Tak cukup itu saja rejeki anak sholehah yang aku rasakan, Allah benar-benar baik kepadaku, sebelum bulan Ramadhan tiba aku pengen banget makan soto garing, steak di SFA dan bakso kawi, dan semua sudah terealisasi. Hari jumat makan soto garing, hari sabtu dapat traktiran di SFA Steak, terus pulangnya ketemu bakso kawi, yaudah aku beli aja, walaupun sebenarnya perut masih kenyang tapi ya pupung abang bakso kawi di depan mata jangan sampai aku sia-siakan begitu saja. pasalnya aku pernah melihat abang bakso kawi di stasiun, tapi karena aku lagi nggak mood buat buka dompet aku cuekin saja dia, dan satu hari setelahnya aku kembali lagi ke stasiun itu dan aku seperti orang yang kebingungan tengak kanan tengok kiri, dan nihil abang bakso kawi tidak ditemukan :D padahal pengen banget waktu itu, sampai aku ke SD Tonggalan, kata tetanggaku di sana ada yang jual bakso kawi, tapi nihil juga, bahkan aku muterin lokasi yang disebutkan tetanggaku itu dua kali, siapa tahu pas lewat di sana mataku lagi kedip jadi si abang kawi nggak kelihatan :D.
Dah capek belum denger ocehan ku?? Heheh. Yaudah langsung aja ya, dibawah ini ada cerita indah tentang Ramadhan di tempat tinggalku, cerita ini aku buat dengan melihat realita di Ramadhan tahun lalu, jika dibandingkan keadaan Ramadhan tahun ini, em.m lebih seru Ramadhan tahun lalu. Ada poin-poin dimana yang dilakukan di Ramadhan tahun lalu tidak dilakukan di tahun ini, dan itulah yang membuatku malas untuk mengirim ceritaku ini ke penerbit.

Yang Hidup Lebih Hidup Lagi

Ramadhan tiba, Alhamdulillah bulan yang kita tunggu-tunggu akhirnya datang juga. Seneng banget rasanya masih diberi kesempatan buat bertemu dengan bulan yang penuh berkah dan ampunan ini, Alhamdulillah.
Kalau ditanya, mengapa aku bahagia ketika bulan Ramadhan tiba? Selain yang telah Allah janjikan kepada kita yaitu bulan dimana amal ibadah kita dilipat gandakan dan bulan dimana dosa-dosa diampuni, alasanku bahagia adalah bulan ini adalah bulan kehidupan.
Bulan kehidupan? Kok bisa?
Ya, bulan dimana semua yang hidup lebih hidup lagi. Yang tadinya jam 10 malam sunyi sunyap, di bulan ini masih terdengar lantunan ayat suci Al-Quran (nah poin ini yang sekarang nggak ada, ketika tadarus di masjid nggak dipancarkan jadi yang lagi dirumah ngurus anak nggak bisa dapet pahala dari mendengarkan orang mengaji ). Yang tadinya masjid dan mushola sepi, Alhamdulillah jadi ramai bahkan sampai penuh dan tidak muat untuk menampung semua jama’ah, itu karena didaerah tempat tinggalku Alhamdulillah islam semua, dan wilayahnya cukup luas.
Dan ketika bulan Ramadhan tiba, kami disibukan dengan mengurus urusan yang berhubungan dengan Ramadhan. Mulai dari membersihkan masjid dan mushola, menyusun daftar pemberi takjil, puluran (memberi makan untuk orang yang tadarus malam di masjid), menyusun daftar imam dan khotib, sampai dengan membuat lampion ketika lebaran sudah di depan mata, yups semua diserahkan kepada kami, generasi muda.
Agenda Ramadhan pada malam hari sudah pasti sholat tarawih berjamaah dan setelah itu dilanjutkan dengan tadarus Al-Quran di masjid dan mushola terdekat. Nah ini yang menjadi penyumbang besar bagi ku dan teman-teman untuk lebih mempererat  tali silaturahim antara kita. Yups, awalnya aku dan yang lain tak saling kenal, dan berkat bulan Ramadhan yang telah kami lewati beberapa kali, membuat hubungan kami semakin lebih erat, sejenak kami melupakan kesibukan dunia kita entah itu sekolah, kuliah ataupun kerja, kami berkumpul di masjid untuk melantuntkan ayat-ayat suci alquran bahkan tahun lalu bisa sampai jam 12 malam buat ngejar khatam sebelum kami disibukan membuat lampion untuk lomba takbiran. Itulah yang membuat aku semangat ketika aku berada bulan Ramadhan, yuhu itu artinya aku masih diberi kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta dan hambaNya, habluminallah dan habluminannas.
Em.m bagaiamana suasana ketika saur di tempat kalian Sob? Kalau di kampungku biasanya diingatkan lewat pengeras suara di masjid dan musola, tetapi sekarang pemuda di desaku berkeliling kampung dengan menabuh rabana sambil meneriakan ‘saur-saur’ udah kebayangkan suasana saur di kampungku, syahdu sekali. Ini baru berjalan satu yang lalu, atas inisiatif pemuda di kampungku, dan sambutannya luar biasa sehingga tahun ini diadakan lagi. (tapi nihil, sahur pertama nggak jalan, sahur kedua sampai kelima kalau nggak salah, Alhamdulillah jalan lagi, tapi setelah mendapat teguruan karena ada bayi yang terbangun mendengar tabuhan rebana akhirnya sekarang di stop0
Dan setelah sholat subuh berjamaah, biasanya adek-adek yang sekolahnya masi libur pasti jalan-jalan pagi sambil membawa petasan, ya itu sebenarnya nggak boleh ditiru ya, petasan itu bahaya. Tapi kayaknya tahun ini nggak bakal bawa petasan deh, tapi pindah ke HP, terus narsis dijalan, heheh.
Ya begitulah, akan selalu ada kehidupan setiap jamnya, kegiatan yang tujuannya untuk mencari pahala sebanyak-banyaknya, bahkan tadarus Al-Quran pun dilakukan tatkala ada waktu luang dan berlomba-lomba untuk mencapai lebih dari satu jus sehari. Kalau hari biasa paling pas habis maghrib itu pun cuma satu rukuk saja, bener-bener bulan kehidupan kan, yang hidup lebih berjiwa hidup di bulan ini :D.
Dua kali dalam satu Minggu, setiap hari rabu dan Ahad, kampungku mengadakan pengajian menjelang berbuka puasa. Kegiatan sore yang kami lakukan dibedakan sesuai dengan porsinya masing-masing, ada yang mengajar TPA, ada yang ditugaskan membantu menyiapkan makanan buka puasa , ada yang jadi  MC dengan teks menggunakan bahasa jawa, ada yang nyimon dan lain sebagainya.
Terus kegiatan di bulan Ramadhan selanjutnya, kalau udah malam ke 17, kami mengadakan pengajian Nuzulul Quran. Nah tahun kemarin bertepatan dengan wisuda santri TPA, yang sudah khatam Al-Quran di wisuda gitu ceritanya, biar jadi penyemangat buat yang lain biar ngajinya rajin.
Terus kalau di desaku setiap kampung sebelah ngadain pengajian nuzulul Quran selalu ada undangan yang ditempel di mading Masjid, nah kalau situasi dan kondisinya mendukung, kami berjalan kaki untuk menghadiri pengajian itu. Bisa bayangin nggak malam-malam jalan kaki bareng (ikhwan, akhwat) tapi nggak gandengan tangan hlo yang akhwat di depan yang ikhwan di belakang, terus nglewati beberapa makam dan jaraknya itu 1-2 km, seru deh pokoknya.
Em.m kalau mendekati Idhul Fitri, kami juga sibuk hlo, diserambi masjid buat obor atau lampion, buat lomba takbir keliling. Seru deh pokoknya.
Itulah cerita singkatku tentang Ramadhan di tempat tinggalku, bagaimana dengan tempat tinggalmu? Pasti juga menarik kan?
Semoga Ramadhan tahun ini penuh makna, agar dapat kita lalui dengan sempurna, kayak lagunya Raihan hehe. Semoga amal ibadah Ramadhan kita diterima Allah SWT. Aamiin